Daruttaufiq – Allah Swt. menetapkan empat bulan utama yang disebut dengan bulan haram (bulan yang dimuliakan). Pada bulan tersebut, terdapat kemuliaan dan kehormatan yang patut diketahui bagi setiap muslim.
Rajab termasuk dalam bulan yang dimuliakan. Rasulullah Saw. Bersabda,
“Sungguh, waktu telah diputar sebagaimana keadaannya saat Allah Swt. menciptakan langit dan dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram dan tiga berurutan, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab bulan Mudharr yang terdapat di antara Jumadi dan Sya`ban.” (HR. Muslim)
Fenomena besar di Bulan Rajab
Beberapa peristiwa penting telah terjadi di Bulan Rajab. Atas izin Allah Swt., banyak kemuliaan bagi kaum muslimin yang terealisasi pada bulan ini.
1. Hijrah ke Habasyah (Ethiopia)
Saat tekanan terhadap Islam meningkat di Makkah, Nabi Muhammad memerintahkan sekelompok sahabatnya agar hijrah ke Habasyah. Sementara, kaum kafir Quraisy berusaha membuntuti rombongan ini guna menggagalkan misi tersebut.
Setibanya di tempat tujuan, mereka pun diterima Raja Najasi. Meskipun pihak kafir Quraisy sempat berusaha menjatuhkan rombongan sahabat, namun akhirnya sahabat tersebut dapat hidup aman di Habasyah.
2. Isra` Mikraj
Peristiwa Isra dan Mi’raj terjadi pada bulan Rajab tahun 10 kenabian (620 M).
Isra adalah perjalanan Rasulullah Saw. dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Diketahui, jarak antar keduanya sekitar 1.239 km.
Sementara Mikraj adalah dinaikkannya Rasulullah Saw. dari Masjidil Aqsha menuju sudratul muntaha, langit ke tujuh. Baik Isra maupun Mikraj, keduanya ditempuh dalam waktu semalam saja.
3. Diwajibkan shalat
Sebelum Nabi Muhammad Saw. mengalami Isra Mikraj, shalat lima waktu belum diwajibkan bagi manusia.
Diceritakan, Rasulullah Saw. menghadap Tuhan Yang Mahaesa pada peristiwa malam itu. Allah Swt. memberi kewajiban pada hambanya berupa shalat 50 rakaat.
Singkat cerita, setelah berulangkali berunding dengan Dzat Yang Maha Mengetahui, Rasulullah Saw. menyepakati bahwa shalat wajib bagi manusia sebanyak 5 rakaat sehari semalam.
4. Pertemuan Rasulullah Saw. dengan kaum Anshar
Nabi Muhammad Saw. dan kaum Anshar dipertemukan pertama kali oleh Allah Swt. pada bulan Rajab. Dengan pertemuan ini, negara Islam tegak di Madinah.
Sejak saat itu, seluruh hokum syariat diterapkan secara total. Dengan demikian, kesucian darah, harta, dan jiwa pun bias terjaga. Sebelumnya, kehidupan Arab Jahiliyah layaknya hukum rimba.
5. Peralihan kiblat ke Makkah
Sebelumnya, kiblat shalat kaum muslimin menghadap ke Masjidil Aqsha. Setelah mengalami beberapa cemoohan dari kaum Yahudi, Rasulullah berharap kiblat shalat lebih baik menghadap Ka`bah.
Keinginan Rasulullah tersebut dijawab Allah pada pertengahan bulan Rajab—ada yang berpendapat Sya`ban, tahun kedua Hijriah.
6. Adidaya Romawi Getar
Pada tahun 9 Hijriah bulan Rajab, terjadi perang Tabuk. Perang ini disebut-sebut telah menggetarkan kerajaan Romawi yang kala itu sedang di puncak kejayaannya.
7. Kota Damaskus dibebaskan
Kota Damaskus (Syam) dibebaskan oleh kaum muslim di bawah panglima Abu ‘Ubaidah bin al-Jarrah ra. dan Khalid bin al-Walid ra. pada bulan Rajab, tahun 14 H/635 M.
8. Melawan Romawi
Khalid bin al-Walid ra. memimpin perang menghadapi Romawi pada bulan Rajab, tahun 15 H/636 M. Pasukan Romawi berhasil dihancurkan oleh pasukan muslimin.
Perang ini disebut dengan perang Yarmuk lantaran peperangan antara Islam dan Kristen ini berlangsung di lokasi dekat lembah Yordania, yakni Sungai Yarmouk.
9. Pembebasan Irak dan Hirah
Khalid bin Walid ra. beserta pasukannya berhasil membebaskan Irak dan Hirah pada bulan Rajab.
10. Baitul Maqdis kembali ke pangkuan muslim
Shalahuddin al-Ayyubi berhasil merebut kembali Baitul Maqdis ke pangkuan muslim pada bulan Rajab, tahun 583 H/2 Oktober 1187 M.
Saat itu, pasukan muslim berhasil mengalahkan pasukan Salib di perang Hittin. Karena itu, adzan bisa dikumandangkan kembali di Masjidil Aqsha setelah 88 tahun diduduki tantara Salib.
Sumber: Sirah Nabawi, Al-Bidayah Wan-Nihayah, Ibnu Kastir; Al-Mustadrak, Al-Hakim; Ar-Rohiqul Makhtum, Syekh Shofiyu ar-Rahman al-Mubarokfuri.
Penulis: Al-Afgani Hidayat, Lc., S.H